1. Awal Dari Gon yang Lebih Dewasa
Sebelum Greed Island, Gon memang sudah menghadapi tantangan berat—seperti dalam Ujian Hunter dan pertempuran di Yorknew City. Namun, di Greed Island, Gon mulai menganalisis situasi, membuat strategi, dan belajar berpikir seperti Hunter sejati.
Arc ini memperlihatkan bagaimana Gon bertransformasi dari anak yang hanya mengandalkan insting, menjadi petarung yang bisa memanfaatkan akal, emosi, dan kekuatan secara seimbang. Ini adalah tahap pertama di mana Gon belajar bahwa keberanian saja tidak cukup—perlu kecerdikan dan pengorbanan juga.
2. Latihan Nen yang Serius dan Terarah
Greed Island menjadi arena latihan Nen yang paling terstruktur bagi Gon dan Killua. Berbeda dari sebelumnya yang hanya berlatih bertahan hidup, di sini mereka mendapat mentor langsung yaitu Biscuit Krueger, pengguna Nen tingkat master.
Dengan bimbingan Biscuit, Gon mempelajari berbagai teknik penting:
Menyempurnakan Jajanken (Batu-Gunting-Kertas) sebagai teknik khasnya
Mengatur aliran aura dengan disiplin
Meningkatkan kontrol emosi dan fisik dalam pertempuran
Inilah fondasi kekuatan Gon yang akan menjadi senjatanya di arc-arc selanjutnya. Pelatihan ini juga menjadi pembuka bagi Gon untuk memahami konsep batas dan pengorbanan dalam kekuatan Nen.
3. Menghadapi Ancaman Nyata dan Kejamnya Dunia Hunter
Musuh utama dalam arc ini, Genthru (The Bomber), bukan sekadar karakter jahat biasa. Ia adalah simbol dari realita brutal di dunia Hunter: kejam, manipulatif, dan tak segan membunuh. Melawan Genthru membuat Gon menyadari bahwa tidak semua pertarungan bisa dimenangkan dengan kejujuran dan keberanian.
Dalam pertempuran tersebut, Gon rela mengorbankan tangannya sendiri sebagai bagian dari taktik. Ini membuktikan bahwa Gon telah berkembang menjadi seseorang yang sanggup mengambil keputusan ekstrem demi menang, sekaligus menggambarkan seberapa dalam tekadnya.
4. Koneksi Emosional dengan Ayahnya, Ging Freecss
Greed Island bukan hanya game biasa—game ini diciptakan oleh ayah Gon, Ging Freecss, dan dirancang secara tidak langsung sebagai ujian bagi siapa pun yang ingin menemukannya. Saat Gon menyadari bahwa Ging adalah pencipta game ini, motivasinya bertambah kuat.
Melalui petunjuk-petunjuk tersembunyi, teka-teki, dan pesan tak langsung, Ging seperti mengajari Gon dari jauh. Ini bukan hubungan ayah-anak biasa, tapi sebuah proses pembuktian dan pengakuan diri, yang membuat Gon semakin termotivasi untuk berkembang.
5. Belajar Mengontrol Emosi dan Tekanan Mental
Di Greed Island, Gon mengalami tekanan mental tinggi—berlatih terus-menerus, menghadapi musuh berbahaya, dan mempertaruhkan nyawa di tiap langkah. Namun, ia belajar mengontrol amarah, rasa frustasi, dan tetap fokus pada tujuan.
Contohnya saat teman-temannya diserang oleh Genthru, Gon menahan emosi dan menyusun strategi cerdas daripada membalas secara impulsif. Ini adalah lompatan besar dalam kontrol emosional yang tidak terlihat di arc-arc awal.
6. Persahabatan dan Kolaborasi yang Kuat
Perjalanan Gon di Greed Island tidak terjadi sendirian. Ia ditemani oleh Killua dan Biscuit, dua karakter yang berperan besar dalam membentuk mental dan kekuatannya. Kolaborasi mereka dalam menyusun strategi dan saling mendukung di masa sulit memperlihatkan bahwa Gon juga berkembang sebagai pemimpin dan teman yang andal.
Greed Island bukan hanya sebuah permainan dalam cerita Hunter x Hunter—ia adalah panggung transformasi karakter Gon. Di sinilah dia belajar tentang kekuatan, pengorbanan, strategi, dan emosi. Ia tidak lagi hanya anak yang mencari ayahnya, tapi telah tumbuh menjadi seorang pejuang tangguh yang siap menghadapi dunia penuh bahaya.
Jadi, jika kamu bertanya mengapa Greed Island begitu penting, jawabannya jelas: karena di sanalah Gon lahir kembali—sebagai Hunter sejati.