1 Meteor City: Tempat yang Dilupakan Dunia
Untuk memahami Phantom Troupe, kita harus mulai dari Meteor City—sebuah tempat pembuangan besar yang tidak tercatat dalam peta dunia resmi. Kota ini menampung barang-barang dan manusia yang dibuang oleh peradaban. Penduduknya tidak memiliki identitas, hak, atau pengakuan hukum. Mereka hidup dari sampah dan ditolak oleh sistem global.Di tempat inilah banyak anggota Phantom Troupe lahir dan dibesarkan. Dalam kondisi lingkungan yang keras, di mana hukum tidak berlaku dan kekuatan adalah satu-satunya alat bertahan hidup, anak-anak Meteor City tumbuh dalam kegelapan dan keputusasaan.
2 Awal Mula Troupe: Bertahan Lewat Kekerasan
Dari reruntuhan sosial Meteor City, muncullah sekelompok anak muda yang menolak tunduk pada nasib. Mereka dipimpin oleh Chrollo Lucilfer, seorang pemuda karismatik dengan kecerdasan dan kekuatan Nen yang luar biasa. Bersama teman-temannya seperti Feitan, Franklin, Shalnark, dan Pakunoda, Chrollo mulai membentuk cikal bakal Phantom Troupe.Awalnya, mereka hanya bertujuan melindungi komunitas mereka dari ancaman luar. Mereka mencuri, berkelahi, dan membunuh demi mempertahankan hidup. Namun, seiring waktu, kekuatan mereka berkembang dan tujuan mereka berubah: dari bertahan hidup menjadi menguasai.
3 Evolusi Menjadi Pembunuh Massal
Titik balik terbesar dalam sejarah Phantom Troupe adalah pemusnahan klan Kurta. Dalam aksi keji tersebut, mereka membantai seluruh anggota klan hanya untuk mengambil Scarlet Eyes, mata merah yang sangat langka dan bernilai tinggi di pasar gelap.Tindakan ini menunjukkan perubahan fundamental pada kelompok: mereka bukan lagi anak-anak yang melawan ketidakadilan, melainkan telah menjadi alat kekerasan yang kejam. Dalam satu malam, mereka membuktikan bahwa mereka mampu mengguncang dunia bawah tanah internasional.Sejak saat itu, nama Phantom Troupe dikenal sebagai kelompok kriminal paling brutal dan profesional, dengan daftar kejahatan yang panjang dan korban yang tak terhitung.
4 Hubungan Emosional yang Rumit
Meski terkenal sebagai pembunuh massal, para anggota Phantom Troupe bukan tanpa emosi. Mereka sangat loyal satu sama lain, bahkan siap mati demi anggota kelompok. Saat Uvogin tewas dalam konflik dengan Kurapika, seluruh kelompok merespons dengan amarah dan rencana balas dendam. Ketika Pakunoda dibunuh, kesedihan mereka terasa nyata.Inilah sisi unik dari Troupe: di balik tindakan brutal, mereka memiliki ikatan yang lebih kuat dari sekadar organisasi kriminal. Mereka adalah keluarga—keluarga yang tumbuh dalam penderitaan dan saling menjaga di tengah dunia yang tak peduli.
5 Apakah Mereka Jahat Sejak Awal?
Pertanyaan ini sering muncul di kalangan penggemar: Apakah Phantom Troupe memang diciptakan untuk menjadi jahat, atau mereka adalah produk dari dunia yang gagal melindungi mereka?Jika melihat dari sejarah mereka, jelas bahwa kondisi sosial Meteor City memaksa mereka untuk mengambil jalur kekerasan. Tidak adanya sistem perlindungan, pendidikan, atau keadilan mendorong mereka ke arah ekstrem. Maka, tidak salah jika banyak yang melihat mereka sebagai korban sistem, bukan semata-mata penjahat.
6 Refleksi Kegelapan Dunia Hunter x Hunter
Phantom Troupe bukan hanya sekadar antagonis dalam Hunter x Hunter. Mereka adalah simbol dari bagaimana dunia yang tidak adil bisa melahirkan monster. Dari anak-anak terlantar yang hanya ingin hidup, mereka berubah menjadi pembunuh yang ditakuti karena keadaan yang memaksa mereka.Asal-usul mereka yang tragis membuat kita sebagai penonton bertanya: Apakah mereka benar-benar jahat, atau mereka hanya melakukan apa yang diperlukan agar tetap hidup?