
1. Isaac Netero: Simbol Kekuasaan dan Kemanusiaan
Sebelum membahas kematiannya, penting untuk mengenal siapa Netero sebenarnya. Sebagai Ketua Asosiasi Hunter, Netero adalah petarung terkuat dan paling dihormati di dunia Hunter x Hunter. Meskipun usianya sudah lanjut, kekuatannya luar biasa dan kecepatannya melampaui logika manusia biasa. Ia adalah master seni bela diri dan pengguna Nen yang telah melampaui batas spiritual dan fisik.
Tapi lebih dari itu, Netero adalah simbol harapan terakhir umat manusia ketika Chimera Ant mulai menguasai dunia.
2. Melawan Meruem: Pertarungan yang Melebihi Batas Manusia
Ketika ancaman Chimera Ant semakin tak terkendali, Netero memutuskan untuk menghadapi Meruem, Raja semut yang kekuatannya dianggap melampaui semua manusia. Dalam duel yang berlangsung di ruang bawah tanah istana, terjadi pertarungan yang bukan sekadar duel fisik, tapi juga duel filosofi.
Netero mengerahkan teknik andalannya, “Hyakushiki Kannon” (Seratus Gaya Sang Buddha), dan berusaha keras untuk menaklukkan Meruem. Namun, meski sudah menggunakan kekuatan penuh, Netero gagal mengalahkan Meruem dengan kekuatan konvensional. Meruem terlalu cepat belajar, terlalu kuat, dan tidak bisa ditundukkan hanya dengan Nen.
3. Keputusan Terbesar: Mengorbankan Diri Demi Umat Manusia
Saat menyadari bahwa kekuatan saja tidak cukup, Netero mengungkap senjata terakhirnya—bom “Poor Man’s Rose” yang ditanam di dalam tubuhnya. Tanpa ragu, ia mengorbankan dirinya dengan meledakkan bom tersebut dalam usaha terakhir untuk menghancurkan Meruem.
Ledakan itu menghancurkan tubuh Netero seketika. Namun, tindakan tersebut berhasil memberikan kerusakan fatal pada Meruem, yang kemudian membuatnya perlahan mati karena racun dari bom.
Inilah momen di mana Netero secara harfiah menyerahkan nyawanya demi menyelamatkan dunia dari ancaman mutlak.
4. Simbol Kemenangan yang Pahit
Meski Meruem akhirnya mati, kemenangan umat manusia tidak terasa seperti kemenangan sejati. Banyak penonton merasa kehilangan, bukan hanya karena kematian Netero, tetapi juga karena pesan yang disampaikan melalui aksinya.
Pengorbanan Netero bukan sekadar akhir dari pertempuran, tapi awal dari refleksi: sejauh mana manusia harus melangkah demi bertahan hidup? Arc ini menunjukkan bahwa kadang manusia harus mengorbankan moral dan etika demi masa depan.
Bahkan Meruem, yang sebelumnya dianggap sebagai musuh utama, menunjukkan sisi kemanusiaannya di akhir hayat, menjadikan kematian Netero sebagai tragedi penuh ambiguitas moral.
5. Warisan Netero: Bukan Hanya Fisik, Tapi Juga Filosofis
Kematian Netero meninggalkan warisan yang jauh lebih besar daripada kekuatan fisiknya. Ia menunjukkan bahwa keberanian, tekad, dan pengorbanan diri adalah senjata terakhir manusia. Ia membuktikan bahwa menjadi pemimpin bukan hanya soal kekuatan, tapi soal siap mati demi orang lain.
Bahkan setelah wafat, Netero tetap memengaruhi jalannya cerita. Anak kandungnya, Beyond Netero, muncul di arc selanjutnya membawa ambisi dan semangat petualangan. Namun bayangan pengorbanan Netero tetap menjadi tolak ukur moral dalam dunia Hunter.
Netero, Korban Terbesar Demi Kemanusiaan
Dalam Arc Chimera Ant, tidak ada kematian yang lebih berarti daripada kematian Isaac Netero. Ia tidak hanya memberikan nyawa untuk mengalahkan Meruem, tapi juga meninggalkan pesan mendalam tentang pengorbanan, kemanusiaan, dan batas akhir kekuatan.
Netero mati sebagai pahlawan sejati—bukan karena dia menang, tapi karena dia memilih bertarung meski tahu kemungkinan kalah. Sebuah pelajaran besar, bahwa dalam dunia yang dipenuhi kekuatan luar biasa, manusia masih punya senjata paling kuat: tekad dan pengorbanan.