1 Reboot Cerita yang Lebih Manusiawi
Salah satu alasan utama Broly versi Super lebih diterima adalah karena ceritanya yang lebih emosional dan masuk akal. Dalam versi lamanya (film Dragon Ball Z tahun 1993), Broly digambarkan sebagai monster haus darah yang membenci Goku hanya karena menangis di sebelahnya saat bayi. Alur ini sering dianggap dangkal dan tidak logis oleh banyak penggemar.
Sedangkan di versi Super, Broly diperlihatkan sebagai karakter tragis yang dibuang ke planet terpencil oleh Raja Vegeta karena dianggap terlalu berbahaya. Ia tumbuh tanpa bimbingan yang layak, hanya ditemani ayahnya yang kasar, Paragus.
Hasilnya: Broly lebih mudah disukai karena memiliki latar belakang yang menyedihkan dan motivasi yang realistis. Ia bukan monster, tapi korban.
2 Desain Ulang yang Keren dan Ikonik
Desain Broly juga mengalami perubahan yang signifikan. Meski masih mempertahankan elemen khas seperti tubuh kekar dan aura hijau, penampilannya lebih modern, dinamis, dan sesuai dengan gaya Dragon Ball Super.
Dalam filmnya, Broly diperlihatkan dengan berbagai bentuk:
- Base Form: Lebih kalem dan tenang.
- Wrath State: Menggabungkan kekuatan Oozaru tanpa berubah bentuk kera.
- Full Power Super Saiyan: Transformasi hijau khas Broly yang memunculkan kekuatan luar biasa.
Kesimpulan: Desain Broly kini tidak hanya menggambarkan kekuatan, tapi juga evolusi emosionalnya sebagai karakter.
3 Animasi dan Koreografi Pertarungan Spektakuler
Film Dragon Ball Super: Broly digarap dengan animasi luar biasa oleh Toei Animation, yang membuat setiap detik pertarungan terasa intens dan memukau. Adegan pertarungan antara Broly melawan Goku dan Vegeta—yang akhirnya memaksa mereka melakukan Fusion menjadi Gogeta—menjadi salah satu momen terbaik dalam sejarah Dragon Ball.
Fakta menarik: Film ini menggunakan sudut kamera yang dinamis, efek ledakan yang realistis, dan transisi cepat antar dimensi—memberi pengalaman sinematik kelas atas yang belum pernah ada sebelumnya di franchise ini.
4 Broly Bukan Lagi Antagonis, Tapi Anti-Hero
Salah satu perubahan besar adalah status moral Broly. Dalam versi Dragon Ball Super, Broly tidak sepenuhnya antagonis. Ia lebih tepat disebut anti-hero—karakter yang bertarung bukan karena niat jahat, melainkan karena dimanipulasi oleh ayahnya dan didorong oleh kekuatan yang tak bisa ia kendalikan.
Di akhir film, Broly diselamatkan oleh Cheelai dan Lemo, dua anggota Frieza Force yang berbalik arah. Ini membuka peluang Broly untuk berkembang sebagai karakter positif di masa depan.
Hasilnya: Penonton merasa simpati dan ingin melihat Broly kembali dalam cerita, bukan sekadar sebagai penjahat satu kali pakai.
5 Dukungan Fanbase dan Canonisasi Resmi
Salah satu faktor terbesar dari popularitas Broly saat ini adalah resmi menjadi karakter canon dalam timeline Dragon Ball Super. Ini membuka kemungkinan Broly muncul lagi dalam anime, manga, bahkan game Dragon Ball terbaru.
Tidak hanya itu, para penggemar juga menyambut positif versi ini di media sosial, forum, dan komunitas anime. Fanart, teori, dan video analisis Broly membanjiri platform seperti Reddit, YouTube, dan TikTok.
Popularitas melonjak: Broly menjadi salah satu karakter favorit dalam polling global Dragon Ball yang diadakan oleh Shueisha.
Broly versi Dragon Ball Super jauh lebih populer karena berhasil menggabungkan cerita emosional, desain keren, pertarungan luar biasa, dan pengembangan karakter yang mendalam. Ia bukan lagi hanya simbol kekuatan brutal, tapi juga pribadi kompleks yang bisa disayangi penggemar.
Dengan potensi untuk muncul kembali dan berperan penting di masa depan, Broly kini bukan hanya karakter legendaris. Dia adalah ikon baru Dragon Ball Super.
