
1. Hanya Bisa Diakses oleh Pengguna Nen Tingkat Tinggi
Greed Island bukan game sembarangan. Hanya orang-orang yang mampu menggunakan Nen, energi hidup dalam dunia Hunter x Hunter, yang bisa memainkannya. Bahkan sebelum masuk ke dalam game, pemain harus melewati proses seleksi ketat dan memiliki kekuatan yang cukup.
Ini membuktikan bahwa game ini bukan dirancang untuk hiburan, melainkan untuk mengeliminasi mereka yang tidak cukup kuat atau cerdas. Dari awal saja, game ini sudah seperti alat penyaringan atau “filter” yang secara selektif memangkas pemain lemah.
2. Nyawa Jadi Taruhan Utama
Berbeda dari kebanyakan game, Greed Island berlangsung di dunia nyata, dan bahaya di dalamnya benar-benar mengancam nyawa. Jika seseorang mati dalam game, maka mereka benar-benar mati di dunia nyata. Ini bukan simulasi. Ini adalah realitas yang dibungkus dengan tema permainan.
Para pencipta Greed Island—yang notabene adalah Hunter tingkat tinggi, termasuk Ging Freecss, ayah Gon—seakan-akan menciptakan game ini sebagai arena pembantaian terselubung. Dengan ancaman kematian yang nyata, game ini lebih cocok disebut sebagai eksperimen bertahan hidup.
3. Musuh Berbahaya yang Dibiarkan Berkeliaran
Salah satu bukti bahwa game ini dirancang untuk “menghancurkan” adalah keberadaan musuh-musuh sadis seperti Genthru alias “The Bomber.” Alih-alih dilenyapkan oleh sistem game, para kriminal Nen justru dibiarkan berpartisipasi dan memanfaatkan kartu-kartu spell untuk membunuh pemain lain.
Genthru secara terang-terangan membunuh puluhan pemain hanya untuk menguasai kartu-kartu penting, dan tidak ada sistem keamanan dalam game yang menghentikannya. Ini jelas menunjukkan bahwa pencipta game membiarkan atau bahkan merancang kekacauan tersebut sebagai bagian dari tantangan.
4. Puzzle Rumit yang Bisa Menggiring Pemain ke Kegilaan
Greed Island dipenuhi oleh teka-teki rumit, kombinasi kartu, hingga sistem spell yang kompleks. Bagi pemain biasa, ini bisa menjadi pengalaman yang sangat membingungkan dan melelahkan secara mental. Tanpa kecerdasan tinggi dan ketenangan pikiran, pemain bisa terjebak dalam ilusi kemenangan yang palsu.
Lebih parah lagi, banyak pemain menjadi terobsesi mengumpulkan 100 kartu dan jatuh dalam tekanan psikologis yang berat. Hal ini menunjukkan bahwa game ini bukan hanya menguji fisik, tetapi juga merusak mental pemain yang tidak siap.
5. Hanya Segelintir yang Bisa Selesai, Sisanya Tersisih atau Mati
Selama bertahun-tahun, Greed Island hanya berhasil ditamatkan oleh sedikit sekali pemain. Sebagian besar terjebak di dalam, gagal mengumpulkan kartu, atau bahkan tewas di tengah jalan. Bukankah ini mirip dengan survival game mematikan?
Pemenang tidak hanya harus kuat, tapi juga cerdas, tahan tekanan, dan kejam saat diperlukan. Game ini seperti dirancang untuk menemukan “satu pemain terkuat” sambil mengeliminasi yang lainnya secara sistematis.
6. Pesan Terselubung dari Pencipta: “Hanya yang Terpilih yang Layak”
Ging Freecss dan rekan-rekannya menciptakan game ini dengan kode moral mereka sendiri. Bagi mereka, hanya orang yang benar-benar layaklah yang pantas menemukan hadiah terbesar di akhir game. Hal ini menegaskan bahwa Greed Island adalah semacam ujian spiritual dan mental, bukan sekadar hiburan.
Tujuan akhirnya bukan untuk membuat pemain bersenang-senang, melainkan untuk mengubah, menguji, bahkan menghancurkan mereka hingga menyisakan yang terkuat.
Greed Island = Permainan atau Perangkap?
Setelah melihat berbagai bukti di atas, satu kesimpulan jadi makin jelas: Greed Island adalah perangkap tersembunyi yang dirancang untuk menggiling siapa pun yang tidak siap. Di balik kemasan game dan dunia fantasi, ada realita kejam yang penuh bahaya mematikan.
Game ini bukan soal keberuntungan, tapi soal siapa yang cukup kuat secara fisik, cerdas secara mental, dan tangguh secara emosional untuk keluar hidup-hidup.
Jadi, jika kamu berada di dunia Hunter x Hunter, satu pertanyaan besar muncul: Berani main Greed Island, atau kamu hanya akan jadi salah satu korban berikutnya?