Travel

Desa Kemiren, Kampung Adat Osing yang Bikin Kamu Serasa Hidup di Zaman Dulu!

Di tengah gempuran modernisasi dan gemerlap pariwisata digital, ternyata masih ada tempat di Indonesia yang mempertahankan keaslian budaya dan nuansa tempo dulu. Tempat itu bernama Desa Kemiren, sebuah desa adat yang terletak di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Desa ini bukan sekadar kawasan pemukiman biasa. Ia adalah rumah bagi Suku Osing, suku asli Banyuwangi yang masih memegang teguh adat istiadat nenek moyang mereka. Berkunjung ke sini serasa masuk ke mesin waktu—kamu akan disambut rumah-rumah tradisional, aroma kopi sangrai, dan sapaan hangat penuh kearifan lokal.

1. Rumah Adat Tua yang Masih Kokoh dan Dihuni

Hal pertama yang akan menarik perhatianmu ketika tiba di Desa Kemiren adalah deretan rumah adat Osing yang masih berdiri kokoh. Rumah-rumah ini memiliki desain khas dengan atap tinggi, bahan kayu jati, dan ukiran sederhana yang mencerminkan kesederhanaan namun sarat filosofi.

Menariknya, rumah-rumah ini bukan museum, melainkan benar-benar dihuni oleh warga setempat. Di sinilah daya tarik utama Kemiren—kamu tidak sekadar melihat, tapi bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat yang masih hidup sesuai budaya leluhur.

2. Kombinasi Alam dan Budaya yang Masih Asri

Tak hanya udara segar, Desa Kemiren juga kaya dengan kearifan lokal Suku Osing, suku asli Banyuwangi. Di sini, kamu bisa menemukan rumah adat kuno, seni tradisional seperti gandrung dan barong, hingga kuliner khas seperti sego cawuk dan kopi lanang.

Kombinasi antara alam yang masih alami dan budaya yang dijaga dengan baik membuat Desa Kemiren jadi destinasi ideal untuk wisata ekologis dan budaya. Bahkan, desa ini sudah ditetapkan sebagai desa wisata oleh Kementerian Pariwisata RI.

3. Tidak Banyak Kendaraan Bermotor, Polusi Hampir Nol!

Salah satu alasan utama kenapa udara di Desa Kemiren terasa begitu bersih adalah minimnya kendaraan bermotor. Banyak warga masih menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk aktivitas sehari-hari. Jalanan desa pun masih dipenuhi pepohonan dan ladang hijau yang menyegarkan mata.

Jika kamu tinggal di kota besar yang penuh asap kendaraan, berkunjung ke Kemiren serasa seperti terapi pernapasan alami. Banyak wisatawan mengaku bisa tidur lebih nyenyak dan bangun dengan tubuh segar saat menginap di desa ini.

4. Sunrise Terbaik di Kaki Gunung Ijen

Letaknya yang menghadap ke timur menjadikan Kemiren sebagai tempat ideal untuk menikmati matahari terbit. Di pagi hari, kabut tipis menggantung di atas sawah, sementara langit perlahan berubah warna dari biru gelap ke jingga hangat.

Momen ini sangat cocok untuk meditasi, yoga, atau sekadar menikmati secangkir kopi hangat dari hasil panen lokal. Kombinasi pemandangan dan udara bersih ini menjadi pengalaman spiritual tersendiri bagi banyak pengunjung.

5. Masih Sepi dan Alami – Cocok untuk Healing Sejati

Desa Kemiren belum terlalu ramai dikunjungi wisatawan, sehingga suasananya masih sangat tenang dan alami. Tidak ada keramaian khas destinasi wisata populer. Di sinilah kamu bisa benar-benar disconnect dari hiruk-pikuk dunia luar.

Bagi yang ingin mencari tempat untuk healing, menenangkan pikiran, atau recharge energi positif, Kemiren adalah pilihan yang sulit ditandingi. Apalagi dengan keramahan penduduk lokal yang membuat pengalamanmu semakin hangat dan berkesan.

Kesimpulan: Surga Tersembunyi di Ujung Timur Jawa

Di tengah maraknya destinasi wisata yang sudah penuh sesak, Desa Kemiren di Banyuwangi hadir sebagai oase sejati. Dengan udara yang sebening embun pagi, suasana yang tenang, serta kekayaan budaya lokal, desa ini menawarkan pengalaman liburan yang menyentuh jiwa.

Belum banyak orang tahu tentang tempat ini, jadi sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengunjunginya sebelum jadi ramai! Udara bersih, alam asri, dan budaya yang otentik—apa lagi yang kamu cari?

What's your reaction?

Related Posts