Apa Itu Blue Fire Kawah Ijen?
Blue fire atau api biru adalah fenomena alam yang muncul akibat pembakaran gas belerang yang keluar dari celah gunung berapi. Saat gas tersebut bersentuhan dengan udara dan terbakar, ia akan mengeluarkan api berwarna biru terang, terutama pada malam hari.
Hal ini hanya bisa terjadi dalam kondisi tertentu:
Kandungan belerang yang tinggi,
Suhu yang ekstrem,
Oksigen yang cukup untuk pembakaran alami.
Uniknya, api ini tidak selalu terlihat pada siang hari, karena kalah oleh cahaya matahari. Oleh karena itu, pendakian ke Kawah Ijen biasanya dimulai pukul 1–2 dini hari, agar wisatawan bisa sampai di puncak tepat saat api biru menyala paling terang.
Hanya Ada Dua di Dunia
Fenomena api biru seperti di Kawah Ijen hanya bisa ditemukan di dua tempat di dunia, yaitu:
Gunung Ijen, Indonesia
Gunung Dallol, Ethiopia
Namun, yang membedakan adalah Kawah Ijen merupakan satu-satunya lokasi di dunia yang memungkinkan wisatawan melihat blue fire dari jarak dekat dan aman. Di Dallol, kondisi geografisnya sangat ekstrem dan tidak mendukung wisata umum.
Inilah yang membuat Kawah Ijen jadi destinasi wisata eksklusif bagi para pecinta alam dan fotografer dunia.
Proses Terbentuknya Blue Fire
Kawah Ijen adalah gunung berapi aktif dengan kawah yang memiliki danau asam terbesar di dunia. Kandungan asam sulfat yang tinggi, ditambah tekanan panas dari dalam bumi, menyebabkan gas belerang keluar dari celah-celah batu.
Ketika gas ini mencapai permukaan dan bereaksi dengan udara terbuka, ia akan terbakar secara spontan dan menciptakan nyala biru elektrik. Warna biru inilah yang menjadi daya tarik luar biasa.
Tips Wisata Blue Fire di Kawah Ijen
Kalau kamu tertarik menyaksikan sendiri keajaiban blue fire, berikut beberapa tips penting:
Mulai pendakian dini hari (sekitar jam 1 pagi) dari pos Paltuding.
Gunakan masker gas, karena gas belerang bisa berbahaya jika terhirup.
Pakai jaket hangat dan sepatu trekking karena suhu di puncak bisa sangat dingin.
Jangan lupa bawa senter/headlamp dan air minum.
Selalu ikuti instruksi pemandu lokal untuk keselamatan.
Durasi pendakian dari Paltuding ke puncak Kawah Ijen sekitar 1,5–2,5 jam, tergantung kondisi fisik dan cuaca.
Kombinasi Wisata Alam dan Tambang Tradisional
Selain blue fire, wisatawan juga bisa menyaksikan aktivitas para penambang belerang tradisional yang membawa bongkahan belerang dari dasar kawah dengan beban hingga 80 kg.
Meski terlihat ekstrem, pemandangan ini justru memperlihatkan keuletan dan kerja keras masyarakat lokal, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Kawah Ijen.
Beberapa fotografer bahkan menyebut Kawah Ijen sebagai “surga foto dokumenter” karena perpaduan keindahan alam dan kisah manusia di dalamnya.
Potensi Wisata Mendunia
Kawah Ijen sudah beberapa kali masuk daftar destinasi alam terbaik di Asia, dan sering diulas oleh media internasional seperti National Geographic, CNN, dan Lonely Planet.
Pemerintah daerah Banyuwangi bersama Kementerian Pariwisata Indonesia terus mendorong promosi Kawah Ijen sebagai geopark internasional, dengan harapan menjadikannya bagian dari UNESCO Global Geopark.
Kesimpulan: Keajaiban Langka yang Tak Boleh Dilewatkan
Kawah Ijen bukan hanya sekadar gunung berapi, melainkan rumah bagi fenomena alam langka yang tidak akan kamu temui di tempat lain di Indonesia — bahkan dunia.
Jika kamu ingin melihat api berwarna biru menyala dalam gelap, menyatu dengan kabut belerang dan danau asam yang tenang, maka mendaki Kawah Ijen adalah pengalaman yang wajib masuk bucket list kamu.