Gaming

Fortnite di seluruh Eropa dan AS diblokir Apple

Video game "Fortnite" dari Epic Games tidak tersedia di perangkat iPhone Apple di seluruh Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) pada Jumat (16/5/2025). Epic diminta mengirimkan kembali pembaruan aplikasi tanpa menyertakan etalase AS. Fortnite adalah sebuah permainan video (video game) yang dikembangkan oleh Epic Games. Game ini pertama kali dirilis pada tahun 2017 dan tersedia di berbagai platform seperti PC, konsol (PlayStation, Xbox, Nintendo Switch), dan perangkat mobile.

Fortnite memiliki beberapa mode permainan, namun yang paling populer adalah:

  1. Fortnite Battle Royale
    Mode ini adalah pertarungan 100 pemain di sebuah pulau, di mana pemain harus saling bertahan hidup sampai tinggal satu orang atau tim terakhir. Pemain mencari senjata dan sumber daya sambil menghindari zona berbahaya yang terus menyempit.

  2. Fortnite: Save the World
    Mode ini adalah permainan kerja sama (co-op) antara 1–4 pemain melawan zombie dan musuh lainnya, sambil membangun benteng dan menyelesaikan misi.

  3. Fortnite Creative
    Mode di mana pemain bebas membangun dunia dan permainan sendiri, seperti membuat map parkour, mini-game, atau simulasi.

Fortnite dikenal dengan gaya visual kartun yang unik, fitur membangun struktur (building), serta sering berkolaborasi dengan film, artis, dan brand populer (seperti Marvel, Star Wars, atau Ariana Grande).

Fortnite diblokir

Fortnite sempat diblokir di Indonesia pada Juli 2022 oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) karena Epic Games, pengembang Fortnite, belum mendaftarkan diri sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) sesuai regulasi yang berlaku. Namun, setelah Epic Games mendaftar sebagai PSE, pemblokiran tersebut dicabut, dan Fortnite kembali dapat diakses oleh pemain di Indonesia .

Sebelumnya, pada Juli 2021, Fortnite juga menjadi sorotan karena adanya konten buatan pengguna dalam mode Creative yang menampilkan penghancuran bangunan mirip Ka’bah. Hal ini memicu reaksi dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, yang meminta agar game tersebut diblokir karena dianggap bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan . Epic Games kemudian menjelaskan bahwa konten tersebut dibuat oleh pengguna dan bukan bagian dari konten resmi mereka.

Saat ini, Fortnite dapat dimainkan kembali di Indonesia melalui berbagai platform seperti PC, PlayStation, dan Xbox. Namun, perlu dicatat bahwa akses Fortnite melalui perangkat iOS masih dibatasi secara global karena perseteruan hukum antara Epic Games dan Apple yang belum terselesaikan.

Sabtu (17/5/2025), Epic Games menyatakan akses ke Fortnite melalui Sistem Operasi iPhone Apple dan melalui App Store-nya tidak akan tersedia di seluruh dunia hingga Apple membuka blokirnya. Epic Games tidak memberikan alasan mengapa Fortnite diblokir.

Namun, Apple menyatakan telah meminta Epic Swedia untuk mengirimkan kembali pembaruan aplikasi tanpa menyertakan etalase AS agar tidak memengaruhi Fortnite di wilayah geografis lain.

“Kami tidak mengambil tindakan apa pun untuk menghapus versi langsung Fortnite dari pasar distribusi alternatif,” kata juru bicara Apple.

Epic merupakan studio yang berbasis di AS. Epic yang juga didukung oleh Tencent dari China adalah studio game terbesar di dunia. Diluncurkan pada 2017 dan format “battle royale”-nya yang bertahan hingga pemain terakhir menjadi hit instan, menarik jutaan pemain. 

Kisruh Apple dan Epic

Sejak 2020, perusahaan itu terlibat dalam pertikaian hukum dengan Apple. Ini setelah perusahaan game itu menuduh praktik Apple yang mengenakan komisi hingga 30% untuk pembayaran dalam aplikasi melanggar aturan antimonopoli AS.

Apple melarang Fortnite dari tokonya pada 2020. Namun, Apple mengizinkannya kembali tahun lalu setelah mendapat tekanan dari otoritas Uni Eropa agar perusahaan-perusahaan Big Tech mematuhi Undang-Undang Pasar Digital blok tersebut.

Tahun lalu, perusahaan itu juga menyetujui aplikasi marketplace Epic Games di iPhone dan iPad di Eropa.

Pada Mei 2025, konflik hukum antara Apple dan Epic Games kembali memanas, terutama terkait upaya Epic untuk mengembalikan Fortnite ke App Store iOS di Amerika Serikat dan Uni Eropa. Meskipun pengadilan sebelumnya memerintahkan Apple untuk mengizinkan aplikasi dengan tautan pembayaran eksternal, Apple menolak pembaruan Fortnite yang diajukan Epic, dengan alasan bahwa keputusan banding masih tertunda. 

Akibatnya, Fortnite menjadi tidak tersedia di perangkat iOS secara global. Apple meminta Epic untuk menghapus distribusi di AS dari versi aplikasi yang diajukan, namun Epic menolak karena hal ini bertentangan dengan kebijakan Apple sendiri yang melarang pengajuan versi aplikasi yang berbeda untuk wilayah yang berbeda. 

Epic kemudian mengajukan permintaan ke pengadilan untuk memaksa Apple menyetujui pembaruan Fortnite, menuduh Apple melanggar perintah pengadilan sebelumnya dan menyalahgunakan proses peninjauan aplikasi untuk menunda atau menghalangi persaingan.

Sementara itu, Apple mengajukan banding atas keputusan pengadilan yang memerintahkannya untuk mengizinkan tautan pembayaran eksternal, dengan alasan bahwa perubahan tersebut dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.

Situasi ini mencerminkan ketegangan yang berkelanjutan antara pengembang aplikasi dan platform distribusi besar seperti Apple, dengan implikasi yang luas bagi ekosistem aplikasi dan hak-hak pengembang di seluruh dunia.

Kisruh antara Apple dan Epic Games, yang bermula dari perselisihan soal kebijakan pembayaran dalam aplikasi di App Store, punya dampak yang cukup luas, terutama di industri teknologi dan gaming. Berikut beberapa dampak utama dari kisruh tersebut:

  1. Perubahan kebijakan App Store Apple

    • Apple mulai sedikit melonggarkan kebijakan mereka soal sistem pembayaran dalam aplikasi (in-app purchases), memberikan ruang bagi pengembang untuk memberi link atau instruksi pembayaran alternatif di luar sistem Apple.

    • Ini mengurangi monopoli Apple dalam transaksi di App Store, meskipun masih tetap ada batasan.

  2. Pengaruh ke pengembang aplikasi dan game

    • Pengembang mendapat tekanan lebih kecil dari biaya komisi 30% Apple di beberapa kasus, yang selama ini dianggap terlalu tinggi.

    • Mereka bisa punya pilihan lebih banyak dalam model monetisasi, sehingga berpotensi meningkatkan pendapatan mereka.

  3. Dampak pada pengguna

    • Pengguna bisa mendapat harga lebih murah atau diskon karena pengembang bisa menghindari biaya komisi Apple.

    • Namun, pengguna juga harus lebih berhati-hati soal keamanan transaksi di luar App Store resmi.

  4. Preseden hukum dan regulasi

    • Kasus ini memicu perhatian regulator di banyak negara untuk mengawasi dominasi perusahaan teknologi besar dan praktik bisnis mereka.

    • Bisa mendorong regulasi yang lebih ketat terkait ekosistem aplikasi dan antitrust.

  5. Dampak pada Apple dan Epic

    • Apple mendapat tekanan reputasi dan harus menyesuaikan model bisnisnya.

    • Epic Games mendapat dukungan dari komunitas pengembang dan gamer sebagai pelopor melawan kebijakan dominan.

Secara keseluruhan, kisruh ini membuka diskusi penting tentang keseimbangan kekuatan di dunia digital antara platform besar dengan pengembang aplikasi dan konsumen. Kamu tertarik ingin tahu lebih dalam soal sisi hukum atau dampak bisnisnya?

Sumber: CNBC

 

What's your reaction?

Related Posts

No Content Available