Apa Itu Pecel Pitik?
Nama “Pecel Pitik” terdiri dari dua kata: pecel yang berarti campuran sambal atau bumbu, dan pitik yang berarti ayam dalam bahasa Osing. Namun jangan bayangkan seperti pecel ayam biasa ya! Pecel Pitik adalah ayam kampung utuh yang dibakar, disuwir, lalu dicampur dengan parutan kelapa berbumbu khas.
Yang bikin beda adalah bumbu urap-nya yang terdiri dari:
Kelapa muda parut
Daun jeruk
Kencur
Cabai rawit
Terasi
Gula merah
Garam
Jeruk limau
Semua bahan ini ditumbuk hingga halus, lalu dicampurkan ke suwiran ayam panggang yang empuk dan harum. Hasilnya adalah sajian dengan cita rasa gurih, pedas, dan segar yang menggoda selera.
Cita Rasa yang Unik dan Otentik
Salah satu daya tarik Pecel Pitik adalah perpaduan antara rasa tradisional dan aroma khas bakaran yang membuat siapa saja tergoda sejak suapan pertama. Gurihnya ayam kampung berpadu dengan kelapa parut yang harum serta sensasi rempah yang kuat menjadikan hidangan ini benar-benar memorable.
Rasa pedas dari cabai rawit dan kencur, ditambah kesegaran jeruk limau, menciptakan sensasi makan yang otentik ala desa, jauh dari rasa makanan instan atau cepat saji.
Asal-Usul dan Fungsi Ritual Pecel Pitik
Pecel Pitik berasal dari desa-desa Osing seperti Kemiren, Glagah, dan sekitarnya. Makanan ini dulunya hanya disajikan dalam upacara adat atau ritual penting, seperti:
Bersih desa
Ritual “Tumpeng Sewu”
Pernikahan adat Osing
Selamatan hasil panen
Karena dianggap suci, proses pembuatan Pecel Pitik juga dilakukan dengan tata cara khusus. Ayam yang digunakan adalah ayam kampung jantan, dan proses memasaknya dilakukan bersama-sama oleh warga dalam suasana gotong royong.
Kini, meskipun sudah bisa dinikmati di warung atau festival, nilai budaya dan kesakralannya tetap dijaga, menjadikan Pecel Pitik bukan sekadar makanan, tapi simbol kebersamaan dan rasa syukur masyarakat Osing.
Di Mana Bisa Mencicipi Pecel Pitik?
Kalau kamu penasaran mencobanya, kamu bisa menemukan Pecel Pitik di beberapa tempat wisata budaya di Banyuwangi, seperti:
Desa Adat Kemiren
Osing Deles
Festival Kuliner Banyuwangi
Restoran khas Banyuwangi di sekitar kota
Biasanya Pecel Pitik disajikan bersama nasi putih hangat, sayur rebus, dan sambal. Beberapa tempat juga menambahkan kerupuk dan lalapan untuk melengkapi rasa tradisionalnya.
Bisa Jadi Oleh-Oleh Budaya, Bukan Sekadar Rasa
Meski Pecel Pitik tidak bisa dibawa pulang seperti keripik atau camilan, pengalaman mencicipinya bisa menjadi oleh-oleh budaya yang membekas. Kamu bisa membawa cerita tentang rasa unik, tradisi lokal, hingga filosofi hidup masyarakat Osing yang sangat menghargai alam dan kebersamaan.
Untuk pecinta kuliner, mencoba Pecel Pitik adalah pengalaman wajib yang tidak akan kamu dapatkan di kota lain. Bahkan, bagi beberapa orang, rasanya jauh lebih nikmat dibanding ayam modern seperti ayam geprek atau ayam saus keju.
Kesimpulan: Kuliner, Budaya, dan Pengalaman dalam Satu Suapan
Pecel Pitik bukan hanya enak, tapi juga sarat makna. Ia adalah warisan leluhur yang hidup dan terus dirawat melalui dapur-dapur tradisional di Banyuwangi. Setiap suapan mengandung cerita tentang alam, tradisi, dan kebersamaan.
Jadi, saat kamu ke Banyuwangi, jangan hanya cari pemandangan indah—cari juga rasa yang kaya budaya. Coba Pecel Pitik, dan biarkan lidahmu menjelajahi sejarah yang lezat! 🍗🌿🔥