
Sinopsis Midori: Shoujo Tsubaki
Ceritanya berpusat pada seorang gadis kecil bernama Midori, yang hidupnya berubah drastis setelah kehilangan kedua orang tuanya. Tanpa rumah dan harapan, Midori tertipu untuk bekerja di sebuah sirkus keliling yang penuh dengan “manusia aneh” atau freaks.
Alih-alih menemukan perlindungan, Midori justru mengalami kekerasan fisik, pelecehan seksual, dan eksploitasi mental dari anggota sirkus tersebut. Namun, semuanya berubah ketika seorang pesulap misterius bernama Wonda muncul dan mengklaim ingin melindungi Midori.
Namun, apakah kehadiran Wonda benar-benar akan menyelamatkan Midori dari penderitaan, atau justru membawa nasib yang lebih tragis?
Gaya Visual dan Tema Ero-Guro
Midori: Shoujo Tsubaki masuk ke dalam genre ero-guro, singkatan dari “erotic grotesque”, sebuah genre khas Jepang yang mengeksplorasi sisi paling ekstrem dari hasrat manusia, kekerasan, dan deformasi tubuh.
Ciri khas utama dari film ini adalah:
Gaya visual yang suram dan ekspresif
Karakter-karakter aneh dengan bentuk tubuh tidak wajar
Kekerasan fisik dan psikologis yang sangat eksplisit
Nuansa mimpi buruk yang menghantui
Film ini bukan untuk penonton biasa. Bahkan banyak penggemar anime sekalipun menganggap film ini terlalu disturbing dan “tidak manusiawi”.
Produksi Independen yang Unik
Yang membuat Midori semakin unik dan ikonik adalah fakta bahwa film ini dibuat sepenuhnya oleh satu orang: Hiroshi Harada. Ia menghabiskan lima tahun untuk menggambar ribuan frame secara manual.
Fakta menarik lainnya:
Tidak ada studio anime besar yang mau mendanai proyek ini karena isinya yang terlalu eksplisit.
Harada membiayai sendiri produksi film dengan uang hasil bekerja dan bahkan harus menjual properti pribadinya.
Film ini awalnya tidak diputar di bioskop, melainkan hanya ditampilkan dalam pameran seni khusus.
Kontroversi dan Pelarangan
Midori: Shoujo Tsubaki dilarang tayang secara luas di Jepang karena melanggar hukum sensor konten kekerasan dan seksual. Bahkan dalam versi internasional pun, banyak adegan harus dipotong atau disensor untuk bisa ditayangkan secara legal.
Beberapa negara bahkan melarang penayangan dan distribusi fisiknya, dan versi DVD-nya menjadi barang langka dan koleksi underground.
Makna dan Simbolisme
Meskipun dianggap sadis dan disturbing, banyak kritikus menganggap Midori sebagai karya seni yang kuat dalam menggambarkan:
Realitas eksploitasi perempuan dan anak-anak
Kekejaman masyarakat terhadap mereka yang berbeda
Kerapuhan harapan dalam dunia yang kejam
Kritik terhadap sistem patriarki dan kapitalisme hiburan
Midori bukan sekadar film kekerasan, melainkan sindiran sosial yang dibungkus dengan lapisan mimpi buruk artistik.
Adaptasi dan Versi Lain
Selain film tahun 1992, Shoujo Tsubaki juga pernah diadaptasi dalam bentuk lain:
Manga oleh Suehiro Maruo (1984) – sumber utama film
Live Action Movie (2016) – versi film nyata, juga menuai kritik karena konten sensitif
Drama panggung underground di Jepang
Namun dari semua versi tersebut, versi anime buatan Hiroshi Harada dianggap sebagai yang paling otentik dan ekstrem.
Apakah Midori Layak Ditonton?
Midori: Shoujo Tsubaki bukan untuk semua orang. Jika kamu mencari anime dengan cerita menghibur, romantis, atau penuh aksi shounen, film ini bukan jawabannya.
Namun jika kamu:
Tertarik dengan film eksperimental dan seni ekstrem
Punya minat dalam sisi gelap budaya Jepang
Seorang kolektor atau peneliti film langka
…Menyatakan jika Anime Midori bisa menjadi pengalaman sinematik yang tak terlupakan — dan mengganggu.