1 Latar Digambar Manual dengan Penuh Cinta
Salah satu hal paling ikonik dari anime Ghibli adalah background-nya yang digambar tangan, bukan CGI. Tim animator Ghibli menggunakan cat air dan teknik tradisional Jepang untuk melukis setiap latar dengan detail tinggi dan kehangatan alami.
Hasilnya adalah dunia-dunia yang terasa hidup, lembut, dan penuh kedalaman—baik itu hutan ajaib di Princess Mononoke, kota terapung di Laputa: Castle in the Sky, atau pemandangan pedesaan indah di Only Yesterday.
2 Alam dan Elemen Kehidupan Ditampilkan Penuh Magis
Ghibli terkenal dengan kemampuannya menghidupkan alam. Air yang berkilau, angin yang meniup dedaunan, atau cahaya matahari yang menembus pepohonan—semuanya digambarkan dengan sangat puitis dan naturalistik.
Di Ghibli, alam bukan hanya latar, tetapi karakter penting dalam cerita. My Neighbor Totoro misalnya, menampilkan keindahan alam pedesaan Jepang sebagai dunia penuh harapan dan keajaiban masa kecil.
3 Musik Orkestra yang Menyentuh Jiwa
Joe Hisaishi, komposer langganan Studio Ghibli, adalah salah satu elemen penting dalam menciptakan pengalaman magis saat menonton film mereka. Musiknya mengalun lembut, emosional, dan menggambarkan perasaan karakter dengan sempurna.
Coba dengarkan soundtrack One Summer’s Day dari Spirited Away atau The Path of the Wind dari Totoro—kamu akan merasakan nostalgia dan ketenangan bahkan tanpa menonton visualnya.
4 Karakter yang Relatable dan Penuh Jiwa
Berbeda dari karakter dalam anime pada umumnya, tokoh-tokoh di Ghibli tidak selalu kuat, cantik, atau sempurna. Mereka adalah sosok yang relatable, manusiawi, dan berkembang secara emosional.
Contohnya Chihiro dalam Spirited Away, seorang gadis biasa yang perlahan tumbuh menjadi pemberani. Atau Kiki dari Kiki’s Delivery Service, yang mengalami krisis kepercayaan diri seperti remaja pada umumnya. Kedalaman karakter inilah yang membuat penonton mudah terhubung.
5 Tidak Ada Tokoh Jahat yang Klise
Dalam film Ghibli, antagonis tidak digambarkan secara hitam-putih. Tokoh yang awalnya terlihat jahat sering kali memiliki latar belakang yang kompleks dan bahkan bisa berubah menjadi sekutu.
Misalnya, Yubaba dalam Spirited Away, yang meski galak dan serakah, tetap menunjukkan sisi lembut sebagai ibu. Filosofi ini mencerminkan nilai bahwa tidak ada yang benar-benar jahat, hanya manusia dengan luka dan perspektif berbeda.
6 Cerita dengan Nilai Budaya dan Filosofi Jepang
Studio Ghibli tidak hanya menyajikan kisah indah, tapi juga mengandung banyak nilai budaya Jepang, seperti kesederhanaan hidup, rasa hormat pada alam, kerja keras, dan spiritualitas Shinto.
Misalnya, Spirited Away sarat dengan simbolisme tentang pencemaran lingkungan dan konsumerisme. Princess Mononoke mengangkat konflik antara manusia dan alam, sedangkan The Wind Rises menyentuh tema mimpi dan tragedi dalam konteks sejarah Jepang.
Ghibli tidak menggurui, tapi mengajak penonton berpikir dengan lembut.
7 Gaya Animasi yang Tidak Lekang oleh Waktu
Meski teknologi animasi terus berkembang, gaya gambar Ghibli tetap relevan dan menawan, bahkan puluhan tahun setelah rilis. Ghibli memilih estetika lembut, warna pastel, dan desain yang timeless dibanding efek visual yang sensasional.
Hal ini membuat film-film seperti Nausicaä of the Valley of the Wind (1984) atau Whisper of the Heart (1995) tetap indah ditonton hari ini. Ghibli percaya bahwa keindahan tidak harus cepat dan keras, tapi bisa abadi lewat ketulusan dan kesederhanaan.
Bonus: Film-Film Ghibli Terindah yang Wajib Ditonton
Jika kamu ingin menyelami keindahan visual dan cerita Studio Ghibli, berikut adalah daftar film yang wajib ditonton:
Spirited Away – Dunia roh penuh misteri dan visual memukau
Princess Mononoke – Pertarungan epik antara manusia dan alam
My Neighbor Totoro – Ketenangan dan keajaiban masa kecil
Howl’s Moving Castle – Kastil berjalan dan kisah cinta magis
Kiki’s Delivery Service – Petualangan remaja penyihir yang lembut
The Tale of the Princess Kaguya – Animasi lukisan tangan yang indah
The Wind Rises – Drama sejarah yang menyentuh dan elegan
